Bobroknya Pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Membuat Pasien Geram

SIGAPNEWS.CO.ID | ASAHAN - Pelayanan Publik yang cepat, efisien, ramah, dan bersahaja sangat diharapkan oleh seluruh mayarakat di Negeri ini guna menuju kesejahteraan, kemakmuran serta kenyamanan dan bangga sebagai warga Negara Indonesia.

Bupati Asahan H. Surya BSC telah mengintruksikan seluruh jajaran untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. 

Salah satu bentuk pelayanan Publik di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) DR. Januar termasuk dalam kategori kurang memuaskan atau bisa di sebut juga buruk terkait pelayanan management pengaturan berkas mendaftar antrian, padahal pasien kontrol kandungan di RSIA mencapai puluhan setiap harinya.

Seperti halnya dialami oleh pasien bernama Zubaidah warga Desa Bunut Seberang Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan kepada awak media sigappnews, tentang adanya peristiwa bobroknya pelayanan management pendaftaran di Rumah Sakit Ibu dan Anak, pada Senin (06/6/2022) malam.

Kekesalan dan kekecewaan dirinya bermula dari Senin pagi sekitar pukul 10.00 WIB ia bersama suami datang ke rumah sakit ibu dan anak yang berada di Jl. Hos Cokroaminoto Kisaran untuk melakukan pemeriksaan kandungan, setelah sampai lokasi ia pun langsung menuju ruang pendaftaran.

Sesampainya disana petugas medis pada poli pendaftaran menyampaikan bahwa jadwal pemeriksaan pagi ini sudah penuh kalau ibu mau bisa mendaftar untuk pemeriksaan sore hari.

Tanpa berfikir lama ia pun langsung menyetujuinya dan petugas jaga ruang pendaftaran pun langsung mencatat dirinya untuk didaftarkan sehingga Zubaidah tercatat sebagai antrian nomor 18, lalu petugas meminta Zubaidah untuk datang kembali pada sore hari yakni pukul 16.00 WIB.

Ketika sore harinya sekitar pukul 17.00 WIB Zubaidah bersama suami kembali datang ke RSIA untuk melakukan pemeriksaaan kandungan, namun sesampainya disana petugas jaga pendaftaran mengatakan bahwa pemeriksaan belum dimulai dikarenakan Dokter belum datang.

Ketika ditanya kapan kira-kira pemeriksaan dimulai petugas tersebut mengatakan belum tahu, lalu petugas tersebut memintanya untuk menunggu di ruang tunggu yang telah disediakan.

Setelah satu jam berlalu dan hari semakin sore maka ia bersama suami memutuskan untuk pulang mandi kerumah, sekitar pukul 18.45 WIB ia bersama suami kembali kerumah sakit dan langsung bergegas menuju ruang pendaftaran.

Namun anehnya petugas jaga pada poli pendaftaran mengatakan bahwa nomor antrian sudah ditutup, alasannya pasien kontrol kandungan malam ini dibatasi hanya sampai 20 orang. 

"Loh saya kan tadi pagi sudah mendaftar dan sudah dicatat sebagai pasien dengan nomor antrian 18, kenapa tiba-tiba kalian bilang sudah tutup, trus gimana dengan antrian saya, jangan sesuka hati kalian coret atau ganti begini," ungkap Zubaidah dengan kesal.

Selanjutnya diwaktu berbeda kepada salah seorang petugas jaga saat diruang pendaftaran RSIA yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa, kejadian ini bukan merupakan kesalahannya.

"Seharusnya yang bertanggungjawab itu petugas jaga pagi hari, kenapa tidak memberikan keterangan lengkap terkait prosedur dan tata cara pendaftaran disini," cetusnya.

Ketika ditanya kenapa nama Zubaidah dicoret dari nomor antrian, petugas tersebut pun tidak menjawab serta terkesan sengaja mengalihkan pertanyaan awak media dengan memanggil salah satu pasien lain sembari menanyakan kepada pasien tersebut nomor antrian yang keberapa. 

Ditempat terpisah salah seorang aktivis sekaligus ketua LPSP (Laskar Pemuda Suara Pembaharuan) Kabupaten Asahan, Royansyah (Roy) memberikan tanggapan atas bobroknya pelayanan management pendaftaran pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Kisaran.

"Kalau memang petugas medis RSIA demikian maka kami akan melaporkan kepada Departemen Kesehatan dan menghimbau agar mereka diberi sanksi tegas untuk memberikan efek jera agar tidak terulang lagi peristiwa serupa," ujarnya.